Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 11 Oktober 2010

Karakter Remaja (part 1)

Bagi suatu bangsa, remaja yang memiliki karakter yang kuat merupakan aset yang sangat berharga.

            Bagi  kamu yang ngaku remaja, pengetahuan akan karakter diri (self character) adalah suatu hal yang sangat mendasar yang harus diketahui. Namun demikian, self character (SC) ini sering dilupain and disalah pahami, akibatnya kamu semua sering salah dalam memandang and mem-posisikan diri di tengah-tengah keluarga apalagi di masyarakat atau lingkungan.

            Sebagian dari remaja, ada yang betul-betul ingin menikmati masa remaja mereka dengan bersenang-senang sesuai dengan apa yang diinginkan – mengingat bahwa hidup ini Cuma sekali – maka kata mereka, nikmatilah hidup ini dengan bersenang-senang (nge-Dugem, ke Pub, bilyard, and de el el), kita semua pada lupa sama SC tadi. Akan tetapi pada kenyataannya, kita nggak nemuin bahwa kita bisa nikmatin hidup sebagaimana yang kita inginkan. But, justru kita dihadapkan pada suatu kenyataan yang betul-betul nyata bahwa kita diamanahi oleh Allah SC (self character) tadi, dan di Akhirat nanti, bakal dimintai pertanggungjawaban atas amanah yang telah Allah titipin ama kita waktu di Dunia ini.  

            Kalo emang benar hal ini terjadi sama kita, maka saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kita akan mengalami perasaan kecewa yang luar biasa dahsyatnya, melebihi kekecewaan kita ketika kita nggak dapat uang saku setahun. Kekecewaan…?? Ya, kekecewaan yang kita rasain karena nggak bisa nikmati hidup seperti apa yang diinginkan.

            Sebenarnya, kekecewaan itu muncul karena suatu kesalahan yang sangat fundamental, yaitu, kita ngga bisa ngeliat, ngemaknain, dan nerapin self character (SC) kita itu.

            Self character ini adalah sebuah potensi yang diberikan oleh Allah atau saya sebut sebagai potensi Ilahi yang diberikan kepada kita semua sebagai manusia, khususnya remaja. Potensi yang berupa self character ini dapat terus diusahakan agar tetap terwujud dalam diri kita untuk mencapai suatu titik yang merupakan titik puncak dari tercapainya suatu kebahagiaan yang sebenarnya (The True Happiness), yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. SC ini sudah ada dalam diri kita semenjak kita lahir sampai pada batas maksimum usaha kita untuk mewujudkannya.

            Self character itu, adalah kita selalu memiliki kecenderungan untuk selalu ta’at kepada Allah, karena memang pada dasarnya kita semua terlahir dalam keadaan fitrah, yaitu suci atau ta’at kepada Allah, hanya saja terkadang dipengaruhi oleh orangtua dan lingkungan sehingga kita menjauh dari fitrah atau ke-ta’atan itu.

            SC (self character atau kecenderungan untuk selalu ta’at kepada Allah) ini sangat dipengaruhi oleh kekuatan usaha kita. Semakin besar usaha yang kita lakukan untuk menta’ati-nya, maka semakin besar pula peluang bagi kita untuk berada dalam keta’atan, dan begitu juga sebaliknya. 

            Kalau memang Allah menciptakan kita untuk senantiasa ta’at kepadanya, mengapa Self Character ini sangat dipengaruhi oleh usaha manusia ?
Allah Subhana wa Ta’ala berfirman dalam surah Al Anbiyaa’ (21) ayat 23 :

 “ Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.”

Ayat di atas merupakan sindiran Allah kepada kita. Sangat tidak pantas bagi kita untuk menanyai Allah tentang apa yang dia perbuat kepada kita. Bagi seorang remaja yang mengaku beriman kepada Allah, maka sudah pastilah dia tidak akan mengajukan pertanyaan di atas. Why ? Karena hal itu merupakan “Tata Krama” atau “Etika” kita kepada Allah. Remaja mukmin harus mengetahui wilayah apa saja yang seharusnya dia pahami dan tidak. Dan jika ada remaja mukmin yang bertanya tentang hal di atas, maka dialah yang dimaksudkan Allah dalam surah Al Baqarah (2) ayat 9 dan 14 :
 “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.”
 “………………………… kami hanyalah berolok-olok."

Mereka yang bertanya adalah mereka yang hanya ingin menipu dan mengolok-olok Allah dan orang-orang beriman lainnya.

            Itulah karakter seorang remaja Muslim. Ini adalah sesuatu yang sudah menjadi garis hidup (khittah) yang telah Allah gariskan.

to be continued...................

Rilis Ghiffary
(Jangan Pernah Menyalahkan Cinta, Karena Cinta Tak Pernah Salah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar